Disaat bumi meratapi nasibnya
Meratapi keadaannya yang tua
Menampakkan keganasan bencananya
Menumpahkan air laut kecurangan
Menciptakan dongeng kelam dimasa depan
Tsunami, ya! Tsunami politik
Bak air bah mengalir bebas ganas
Yang perlahan-lahan namun pasti
Merenggut, menyapu, menyisir satu demi satu
Rumah indah milik dan harapan rakyat
Menyisakan puing-puing kelalaian moral
Menyisakan ribuan mayat korban kemunafikan
Membuat posko-posko janji yang tidak layak tayang
Memberikan bantuan, bantuan kepalsuan
Tsunami, ya! tsunami politik
Banyak janda kesepian berserakan
Bayi menangis ketakutan berhamburan
Anak yatim kelaparan mengenaskan
Kakek tua tanpa perlindungan menyedihkan
Tanpa diketahui, tanpa dihiraukan
Luka dari masa kemasa
Pedihnya kepedihan penderitaan rakyat
Pengalaman buruk dan trouma berkelanjutan
Tsunami, ya! Tsunami politik
Dengan apa kita bisa menahannya
Dengan apa bisa mengelak darinya
Gedung-gedung tinggi yang dibangun
Hanya menjadi pondasi sia-sia
Rata dengan tanah, menimbulkan luka kekesalan
Tuhan...
Hentikan bencana ini
Ciptakan kembali keadaan aman
Saat hati tentram menatap pantai kejayaan
Tanpa ada lagi tsunami politik menyeramkan
Berlakukan suara hati
Ikut sertakan kalam ilahi
Kami rindu tanpa bencana di negeri ini
Semoga lembaran kertas ini
Memberi secercah peringatan
Secercah kalimat ini
Bisa menjunjung tinggi karya kejujuran
Dan satu karya ini
Mampu memberikan nuansa baru kehidupan
L. Agung
Komentar
Posting Komentar